Jumat, 18 Maret 2011

Memaafkan Diri Sendiri Karena Selingkuh


Memang seolah-olah aneh kedengarannya bahwa seseorang hendaknya memaafkan din sendiri. Terutama bagi pelaku perselingkuhan. Tentu saja ia ingin perilakunya dapat dimaklumi sehingga dapat dimaafkan. Kenyataannya hal ini tidak benar, karena:
1. Banyak pelaku perselingkuhan tidak mampu memaafkan dirinya sendiri. Mungkin sudah sering kita dengar ungkapan “kepalang basah”. Hal ini kira-kira sama dengan adanya kesadaran melakukan sesuatu kesalahan, namun daripada memperbaikinya, individu yang bersangkutan justru meningkatkan eskalasi perbuatannya.
2. Hal ini sesungguhnya didasari sikap tidak berdaya. Ia merasa dirinya tidak berdaya menghadapi kondisi yang ada, merasa tidak lagi memiliki harapan untuk memperbaiki diri sehingga melanjutkan perilakunya.
3. Jika hal ini dilakukan maka proses maaf-memaafkan sulit berlangsung sesuai dengan harapan.

Memaafkan diri sendiri di landasi adanya kesadaran bahwa selama ini dirinya berperan dalam menimbulkan luka hati pasangan perkawinannya:
1. Ia perlu menyadari bahwa selama ini is tidak mampu mengendalikan kebutuhan dirinya; sebaliknya ia cenderung menuding dan membebankan kesalahan kepada pasangan perkawinannyayang dianggap tidak mampu memenuhi kebutuhannya.

2. Pasangan yang berselingkuh juga perlu menyadari bahwa selama ini telah melakukan berbagai kebohongan sebagai upaya untuk menutupi sejumlah kerahasiaan perselingkuhannya, dan justru orang yang dibohongi adalah orang yang sesungguhnya menaruh kepercayaan besar kepada dirinya.

3. Besar kemungkinan berbagai kebutuhan yang dimilikinya adalah kebutuhan yang tidak realistis, dan dirinya sendiri tidak mampu mentolerir kenyataan yang tidak sama dengan idealismenya.

Dengan memaafkan diri sendiri seseorang kemudian menyadari kesalahan persepsinya yang selama ini dibebankan kepada pasangannya, berusaha mengubah kesalahan persepsi ini menjadi persepsi yang lebih tepat dan akurat. Pasangan yang merasa disakiti juga sering kali tidak dapat memaafkan dirinya sendiri, antara lain:
1. Mereka merasa kurang waspada, terlalu mudah dibohongi, kehilangan harga diri, dan lain-lain.
2. Jika mereka tidak dapat memaafkan diri mereka sendiri, persepsi negatif terhadap diri mereka sendiri akan terus berlanjut.
3. Sebaliknya, jika mereka dapat memaafkan diri mereka, artinya mereka berjanji untuk mengubah persepsi diri yang negatif menjadi lebih positif. Sebagai contoh, tidak merasa rendah diri karena telah disaingi oleh kehadiran wanita lain di dalam kehidupan suami mereka.

Bagi kedua belah pihak, baik pelaku perselingkuhan maupun pasangan perkawinannya, diharapkan dapat lebih menyadari bahwa perbuatan mereka telah menimbulkan dampak yang tidak menyenangkan pula bagi keluarga secara menyeluruh, khususnya anak-anak. Mereka harus mampu memaafkan diri mereka dengan tekad untuk tidak menyakiti perasaan anak-anak mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar